Kamis, 02 Oktober 2014

BAKTERI TRANSGENIK (ICE MINUS BACTERIA)



MAKALAH GENETIKA
BAKTERI TRANSGENIK (ICE MINUS BACTERIA)
Diajukan untuk memenuhi tugas mandiri
Mata kuliah: Genetika
Dosen pengampu : Yuyun Maryuningsih, S.Si, M.Pd



Description: Logo IAIN CIREBON
 






Disusun oleh:
Nama                  : Helmi Apriliyatmi Hapwiyah           
NIM                   : 14111610109
Kelas/Semester   : Biologi B/5
Jurusan               : Tadris IPA Biologi   


KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI  CIREBON
2013


BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Kemajuan yang telah dicapai dalam bidang bioteknologi dan teknik DNA rekombinan telah membantu mempercepat dan meningkatkan berbagai penelitian menuju kearah pemahaman tentang biosintesis dari metabolit sekunder. Berbagai penelitian telah berhasil mengidentifikasi beberapa enzim yang berperan penting dalam jalan metabolisme, dan telah berhasil dilakukan rekayasa dan manipulasi terhadap enzim-enzim tersebut.
Bioteknologi di bidang pertanian dan perkebunan difokuskan pada agen biologi yang berupa tumbuhan budidaya yang menghasilkan bahan makanan dan sandang. Teknologi yang dikembangkan rekayasa genetik dengan bantuan mikroorganisme (bakteri). Tujuannya adalah untuk mendapatkan tanaman transgenik.
Kemajuan bioteknologi di bidang pertanian dan perkebunan contohnya seperti bakteri transgenik yang merupakan suatu rekayasa genetika pada bakteri Pseudomonas syringae yang dimanfaatkan untuk melindungi tanaman pada musim dingin. Bakteri Pseudomonas syringae mempunyai keistimewaan yaitu mampu membentuk inti es, bakteri tersebut dapat bertahan hidup pada suhu yang dingin sehingga dia tidak akan mati pada musim dingin.
Tanaman yang berada di daerah yang mengalami empat musim yaitu musim panas, musim dingin, musim semi dan musim gugur. Tidak dapat bertahan hidup seperti pada daerah yang mengalami dua musim. Misalnya pada musim dingin atau musim salju tanaman tidak dapat bertahan hidup atau tanaman tersebut akan mengalami kerusakan karena terkena butiran salju yang mengakibatkan daun dan tanaman tersebut menjadi rusak, hal ini disebabkan karena pada tanaman tersebut tidak terdapat zat yang berfungsi melindungi pada musim dingin.
Dengan masalah yang telah terjadi seperti yang telah diceritakan diatas tersebut maka para ahli mencari solusi untuk mengatasi masalah yang terjadi dengan merekayasa bakteri transgenik dari bakteri Pseudomonas syringae yang dapat bertahan hidup pada suhu yang dingin kemudian disemprotkan ke tanaman sehingga pada musim dingin tanaman tersebut tidak mengalami kerusakan. Dengan demikian tanaman akan bisa bertahan pada musim dingin, namun bakteri Pseudomonas syringae dapat merusak jaringan tanaman sehingga dapat menyebabkan tanaman tersebut akan mati.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu mencakup:
1.    Apakah bakteri transgenik (ice minus bacteria)?
2.    Bagaimana cara pembuatan bakteri transgenik (ice minus bacteria)?
3.    Apa manfaat dari bakteri transgenik (ice minus bacteria)?
4.    Apa kekurangan dari bakteri transgenik (ice minus bacteria)?
5.    Bagaimana kontroversi dari bakteri transgenik (ice minus bacteria)?

C.  Tujuan
1.    Mengetahui bakteri transgenik (ice minus bacteria)
2.    Mengetahui cara pembuatan bakteri transgenik (ice minus bacteria)
3.    Mengetahui manfaat dari bakteri transgenik (ice minus bacteria)
4.    Mengetahui kekurangan dari bakteri transgenik (ice minus bacteria)
5.    Mengetahui kontroversi dari bakteri transgenik (ice minus bacteria)









BAB 2

A.  Pengertian Bakteri Transgenik
Bakteri es minus (Ice_minus Bacteri) adalah nama umum yang diberikan kepada suatu varian umum dari bakteri Pseudomonas syringae (P. syringae) yang direkayasa genetika untuk melindungi tanaman dari kerusakan akibat salju pada musim dingin. Bakteri es minus disebut juga dengan bakteri transgenik karena DNA yang terdapat pada bakteri Pseudomonas syringae  disisipkan ke dalam DNA bakteri Escherchia coli yang kemudian disemprotkan ke tanaman agar tidak terjadi kerusakan pada musim dingin.
Pseudomonas syringae adalah bakteri gram negatif, aerobik, berbentuk batang, dan memiliki flagela polar.Secara biokimia, bakteri ini dapat diuji dengan menggunakan uji oksidase dan arginin hidrosilase yang akan menunjukkan hasil negatif. Pseudomonas syringae merupakan mikroorganisme yang terdapat dalam setiap kubik udara (40 mikroorganisme/kubik) dan memiliki 58-60% GC (guanin-sitosin). Pseudomonas syringae dapat ditemukan pada tanaman, tanah, dan udara, tapi umumnya memiliki habitat pada permukaan daun berbagai tanaman sehingga termasuk bakteri filosfer dan merupakan patogen pada beberapa spesies tanaman tertentu.
Description: pseudomonas syringae.jpg           Description: pseudomonas syringae.jpg





Rounded Rectangle: Gambar.Pseudomonas syringae
Sumber: id.wikipedia.org


Rounded Rectangle: Gambar.Pseudomonas syringae
Sumber:id.wikipedia.org
 



Pseudomonas syringae tidak memiliki kemampuan untuk menghasilkan protein permukaan tertentu, biasanya ditemukan pada tipe Pseudomonas syringae liar. Protein es plus ditemukan di luar dinding sel bakteri yang bertindak sebagai pusat nukleasi untuk kristal es. Penunjukan “es plus” merupakan varian yang dapat memfasilitasi pembentukan es. Varian es minus dari Pseudomonas syringae adalah mutan, tidak memiliki gen yang bertanggung jawab atas nukleasi protein permukaan-produksi es.
Kurangnya protein permukaan menyediakan lingkungan yang kurang menguntungkan untuk pembentukan es. Kedua strain Pseudomonas syringae terjadi secara alami, namu teknologi DNA rekombinan telah memungkinkan untuk menghilangkan sintetik atau perubahan gen tertentu, memungkinkan penciptaan strain es minus.
Keistimewaan utama dari Pseudomonas syringae adalah kemampuannya membentuk inti es (nukleasi es) yang dapat menstimulasi pembentukan es pada suhu -2 °C hingga -4 °C. Pada keadaaan normal, air murni akan berbentuk cair pada suhu 0 sampai -4 °C, namun kristal es dapat terbentuk pada suhu yang rendah tersebut dengan adanya inti es.
Protein inti es yang dihasilkan oleh bakteri ini terletak pada membran luar dan asam amino yang menyusun protein tersebut sebagian besar bersifat hidrofilik sehingga dapat berasosiasi dengan air. Pada Pseudomonas syringae, protein inti es disandikan oleh gen inaz yang diekspresikan secara terus-menerus (konstitutif) dan gen tersebut telah berhasil diisolasi dan dikloning untuk berbagai aplikasi lain.
Tanpa adanya Pseudomonas syringae, tanaman tidak dapat bertahan di musim dingin yang bersuhu di bawah 0 °C, walaupun air yang berada di permukaan daun sangat dingin (disebut supercools). Adanya Pseudomonas syringae akan membuat air supercools di permukaan daun menjadi inti es yang memicu pembentukan kristal es. Kristal es ini dapat merusak jaringan tanaman yang disebut luka beku (frost injury atau frost damage) dan berakibat penurunan kemampuan berfotosintesis dan pada akhirnya dapat mematikan tanaman tersebut.
Tanda kerusakan tanaman akibat frost damage biasanya berupa warna kuning, coklat, bahkan kehitaman pada daun. Hal ini terjadi karena jaringan tanaman secara spontan dan tiba-tiba membeku terlalu cepat dan sel mengalami dehidrasi yang diikuti penetrasi kristal es yang merusak membran sel. Kerusakan tanaman pangan akibat Pseudomonas syringae umumnya terjadi pada musim panen ketika terjadi penurunan suhu di bawah 0 °C dalam waktu yang singkat seperti terjadi di malam hari.

B.  Cara Pembuatan Bakteri Transgenik
Untuk sistematis menciptakan strain es minus dari Pseudomonas syringae, es membentuk gen harus diisolasi, diperkuat, dinonaktifkan dan memperkenalkan kembali ke bakteri Pseudomonas syringae.
Langkah-langkah berikut ini sering digunakan untuk mengisolasi dan menghasilkan minus jenis es dari Pseudomonas syringae: 1) Memotong DNA Pseudomonas syringae dengan enzim restriksi, 2) masukkan potongan DNA individu ke dalam plasmid. Penyisipan akan dilakukan secara acak, sehingga memungkinkan untuk berbagai variasi DNA rekombinasi yang dihasilkan, 3) mengubah bakteri Escherichia coli (E. coli) dengan plasmid rekombinan. Plasmid akan diambil oleh bakteri, menyumbangkan bagian dari DNA organisme, 4) identifikasi gen-es dari berbagai baru dikembangkan E.coli rekombinan. RekombinanE.coli dengan gen-es akan memiliki es nukleasi fenotipe, ini akan menjadi "ice-plus.", 5) dengan es nukleasi rekombinan diidentifikasi, memperkuat gen es dengan teknik seperti reaksi berantai polimerase (PCR), 6) membuat klon mutan dari gen es melalui pengenalan agen mutagenik seperti radiasi UV untuk menonaktifkan gen es, menciptakan “es-minus” gen, 7) mengulangi langkah sebelumnya (memasukkan gen ke plasmid, transformasi E.coli mengidentifikasi rekombinan), dengan mutan klon diciptakan untuk mengidentifikasi bakteri dengan gen es minus. Mereka akan memiliki fenotipe es-minus yang diinginkan, 8) memasukkan gen es minus ke normal, es-plus bakteri Pseudomonas syringae, 9) memungkinkan rekombinasi untuk mengambil tempat, memberikan baik-minus dan pluses-strain Pseudomonas syringae.
Rounded Rectangle: Gambar.Cara pembuatan bakteri transgenik (bakteri ice minus)
Sumber: julsukma.wordpress.com

Description: Rekayasa-genetika-menghasilkan-insulin.jpg



C.  Manfaat Bakteri Transgenik
Keberhasilan dunia pertanian sangat tergantung pada cuaca, kondisi cuaca dingin secara langsung bertanggung jawab untuk munculnya embun beku pada tanaman. Di Amerika saja, telah diperkirakan embun beku bahwa untuk sekitar $ 1 milyar setiap tahun kerusakan tanaman. Seperti Pseudomonas syringae umumnya mendiami permukaan tanaman, nukleasi yang sifat menghasut pengembunan es, membekukan kuncup tanaman dan menghancurkan tanaman. Pengenalan minus dari strain es dari Pseudomonas syringaeke permukaan tanaman akan menimbulkan persaingan antara strain. Jika strain es minus menang, es nukleasi disediakan oleh Pseudomonas syringae, Pseudomonas syringae tidak akan lagi hadir, menurunkan tingkat pembangunan pabrik es pada permukaan air normal pada suhu beku (0oC).
Bahkan jika strain es minus tidak menang, jumlah nukleasi es-plus hadir dari Pseudomonas syringae. Penurunan tingkat generasi embun beku pada suhu beku air normal akan diterjemahkan ke dalam menurunkan jumlah tanaman yang hilang akibat kerusakan beku, memberikan hasil panen yang lebih tinggi secara keseluruhan. Pada tahun 1983, Advanced Ilmu Genetik (AGS) memperoleh otorisasi pemerintah AS untuk melakukan tes lapangan dengan strain Pseudomonas syringaees minus, namun kelompok lingkungan dan demonstran tertunda uji lapangan selama empat tahun dengan tantangan hukum.
Pada tahun 1987, dari Pseudomonas syringae menjadi yang pertama organisme dimodifikasi secara genetik (GMO) akan dilepaskan ke dalam lingkungan. Bidang strawberry di California disemprot dengan strain Pseudomonas syringaees minus hanya sebelum embun beku pada tahun 1987. Hasilnya menjanjikan, menunjukkan kerusakan embun beku diturunkan untuk tanaman dirawat. Dr Lindow juga melakukan percobaan pada tanaman bibit kentang disemprot dengan Pseudomonas syringaees minus. Dia berhasil dalam melindungi tanaman kentang dari kerusakan salju dengan strain Pseudomonas syringae es minus.
Bakteri Pseudomonas syringae tidak selalu merugikan karena protein inti es yang dihasilkannya telah digunakan secara komersil untuk pembuatan salju buatan dengan merek dagang Snowmax. Snowmax merupakan protein penginduksi salju yang disebar ke alam terutama waktu malam hari dan akan menstimulasi pembentukan salju dengan tekstur yang lebih lembut dan lebih tahan terhadap perubahan suhu lingkungan. Penelitian mengenai Snowmax menunjukkan bahwa protein aktif ini dapat tahan dalam jangka waktu satu bulan di lingkungan. Salju buatan dibentuk menggunakan bantuan mesin pembuat salju yang mampu memecah molekul air menjadi partikel kecil lalu mendistribusikan salju ke lingkungan.
Dalam industry pangan, protein inti es dari Pseudomonas syringae tidak hanya dapat dimanfaatkan sebagai salju buatan, namun juga dapat digunakan sebagai pengawet makanan dalam industi pangan dan juga bahan pendukung untuk tempat seluncur es (ice skating).

D.  Kekurangan Bakteri Transgenik
Pada saat karya Dr Lindow tentang Pseudomonas syringaees minus rekayasa genetika dianggap sangat kontroversial. Kontroversi terutama seputar kekhawatiran akan memperkenalkan organisme baru yang dapat secara permanen mengganggu ekosistem.
Dampak lain yang tidak langsung dari aktivitas nukleasi es oleh Pseudomonas syringae adalah matinya bakteri-bakteri lain, termasuk bakteri yang bersimbiosis mutualisme dengan tanaman dan berhabitat di permukaan daun karena kondisi ekstrem yang terjadi ketika partikel es mencair. Pseudomonas syringae tetap dapat bertahan hidup karena memiliki membran dengan banyak asam amino hidrofobik sehingga tahan suhu rendah ketika es mencair. Hal ini terjadi pada kasus Florida Citrus Crop di Amerika Serikat. Tanaman yang sering terinfeksi Pseudomonas syringae adalah tomat dan Arabidopsis thaliana dan penyakit yang diakibatkan disebut sebagai bintik hitam coklat daun (brown black leaf spot).
Rounded Rectangle: Gambar.Buah tomat yang terinfeksi P. Syringae
Sumber: julsukma.wordpress.com
Rounded Rectangle: Gambar.Batang tanaman tomat yang terinfeksi P. Syringae
Sumber: julsukma.wordpress.com
Description: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/1f/TomatePseudomonassyringaeSprossundBl%C3%BCtentross.jpg/220px-TomatePseudomonassyringaeSprossundBl%C3%BCtentross.jpgDescription: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/f/f6/TomatePseudomonassyringaeFrucht.jpg/220px-TomatePseudomonassyringaeFrucht.jpg




E.  Aplikasi Bakteri Transgenik
Pseudomonas syringae dapat dimanfaatkan sebagai pengawet makanan dalam industi pangan, yaitu dengan cara menyemprotkan strain bakteri Pseudomonas syringae ke tanaman yang akan diawetkan agar tanaman tidak rusak dan tahan lama pada musim salju. Tanaman yang disemprotkan dengan Pseudomonas syringae merupakan jenis tanaman transgenik. Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah disisipi atau memiliki gen asing dari spesies tanaman yang berbeda atau makhluk hidup lainnya.
Penggabungan gen asing ini bertujuan untuk mendapatkan tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, misalnya pembuatan tanaman yang tahan suhu tinggi, suhu rendah, kekeringan, resisten terhadap organisme pengganggu tanaman, serta kuantitas dan kualitas yang lebih tinggi dari tanaman alami. Sebagian besar rekayasa atau modifikasi sifat tanaman dilakukan untuk mengatasi kebutuhan pangan penduduk dunia yang semakin meningkat dan juga permasalahan kekurangan gizi manusia sehingga pembuatan tanaman transgenik juga menjadi bagian dari pemuliaan tanaman. Hadirnya tanaman transgenik menimbulkan kontroversi masyarakat dunia karena sebagian masyarakat khawatir apabila tanaman tersebut akan mengganggu keseimbangan lingkungan (ekologi), membahayakan kesehatan manusia, dan memengaruhi perekonomian global.
Untuk membuat suatu tanaman transgenik, pertama-tama dilakukan identifikasi atau pencarian gen yang akan menghasilkan sifat tertentu (sifat yang diinginkan). Gen yang diinginkan dapat diambil dari tanaman lain, hewan, cendawan, atau bakteri. Setelah gen yang diinginkan didapat maka dilakukan perbanyakan gen yang disebut dengan istilah kloning gen. Pada tahapan kloning gen, DNA asing akan dimasukkan ke dalam vektor kloning (agen pembawa DNA), contohnya plasmid (DNA yang digunakan untuk transfer gen). Kemudian, vektor kloning akan dimasukkan ke dalam bakteri sehingga DNA dapat diperbanyak seiring dengan perkembangbiakan bakteri tersebut. Apabila gen yang diinginkan telah diperbanyak dalam jumlah yang cukup maka akan dilakukan transfer gen asing tersebut ke dalam sel tumbuhan yang berasal dari bagian tertentu, salah satunya adalah bagian daun. Transfer gen ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu metode senjata gen, metode transformasi DNA yang diperantarai bakteri Agrobacterium tumefaciens, dan elektroporasi (metode transfer DNA dengan bantuan listrik).
Metode senjata gen atau penembakan mikro-proyektil. Metode ini sering digunakan pada spesies jagung dan padi. Untuk melakukannya, digunakan senjata yang dapat menembakkan mikro-proyektil berkecepatan tinggi ke dalam sel tanaman. Mikro-proyektil tersebut akan mengantarkan DNA untuk masuk ke dalam sel tanaman. Penggunaan senjata gen memberikan hasil yang bersih dan aman, meskipun ada kemungkinan terjadi kerusakan sel selama penembakan berlangsung.
Metode transformasi yang diperantarai oleh Agrobacterium tumefaciens. Bakteri Agrobacterium tumefaciens dapat menginfeksi tanaman secara alami karena memiliki plasmid Ti, suatu vektor (pembawa DNA) untuk menyisipkan gen asing. Di dalam plasmid Ti terdapat gen yang menyandikan sifat virulensi untuk menyebabkan penyakit tanaman tertentu. Gen asing yang ingin dimasukkan ke dalam tanaman dapat disisipkan di dalam plasmid Ti. Selanjutnya, A. tumefaciens secara langsung dapat memindahkan gen pada plasmid tersebut ke dalam genom (DNA) tanaman. Setelah DNA asing menyatu dengan DNA tanaman maka sifat-sifat yang diinginkan dapat diekspresikan tumbuhan.
Metode elektroporasi. Pada metode elektroporasi ini, sel tanaman yang akan menerima gen asing harus mengalami pelepasan dinding sel hingga menjadi protoplas (sel yang kehilangan dinding sel). Selanjutnya sel diberi kejutan listrik dengan voltase tinggi untuk membuka pori-pori membran sel tanaman sehingga DNA asing dapat masuk ke dalam sel dan bersatu (terintegrasi) dengan DNA kromosom tanaman. Kemudian, dilakukan proses pengembalian dinding sel tanaman.
Setelah proses transfer DNA selesai, dilakukan seleksi sel daun untuk mendapatkan sel yang berhasil disisipi gen asing. Hasil seleksi ditumbuhkan menjadi kalus (sekumpulan sel yang belum terdiferensiasi) hingga nantinya terbentuk akar dan tunas. Apabila telah terbentuk tanaman muda (plantlet), maka dapat dilakukan pemindahan ke tanah dan sifat baru tanaman dapat diamati.

Rounded Rectangle: GambarProses pembuatan tanaman transgenic.
Sumber: id.wikipedia.org id.
Description: proses-gambar-transgenik3.gif

 

 

Rounded Rectangle: Gambar.Contoh tanaman tomat yang disemprotkan bakteri Pseudomonas syringae
Sumber: id.wikipedia.org
Rounded Rectangle: Gambar.Contoh tanaman yang disemprotkan bakteri Pseudomonas syringae.
Sumber:id.wikipedia.org
Description: D:\SEMESTER 5\ILINK\bk.jpgDescription: D:\SEMESTER 5\ILINK\bakteri transgenik.jpg

 

 

 

 

F.  Kontroversi Bakteri Transgenik yang digunakan untuk membuat tanaman transgenik

1.   Pengaruh pada kesehatan manusia

Sikap kontra terhadap produk tanaman transgenik umumnya berasal dari organisasi non-pemerintah/LSM, seperti Greenpeace dan Friends of the Earth Internasional. Dari segi kesehatan, tanaman ini dianggap dapat menjadi alergen (senyawa yang menimbulkan alergi) baru bagi manusia. Untuk menanggapi hal tersebut, para peneliti menyatakan bahwa sebelum suatu tanaman transgenik diproduksi secara massal, akan melakukan berbagai pengujian potensi alergi dan toksisitas untuk menjamin agar produk tanaman tersebut aman untuk dikonsumsi. Apabila berpotensi menyebabkan alergi, maka tanaman transgenik tersebut tidak akan dikembangkan lebih lanjut. Kekhawatiran lain yang timbul di masyarakat adalah kemungkinan gen asing pada tanaman transgenik dapat berpindah ke tubuh manusia apabila dikonsumsi. Pendapat tersebut dinilai berlebihan oleh para ilmuwan karena makanan yang berasal dari tanaman transgenik akan terurai menjadi unsur-unsur yang dapat diserap tubuh sehingga tidak akan ada gen aktif. Untuk memberikan kebebasan kepada masyarakat dalam memilih produk transgenik atau produk alami, berbagai negara, khususnya negara-negara Eropa, telah melakukan pemberian label terhadap produk transgenik. Pelabelan tersebut juga bertujuan untuk memberikan informasi kepada konsumen sebelum mengonsumsi hasil tanaman transgenik.

2.    Pengaruh pada lingkungan (ekologis)

Penolakan terhadap budidaya tanaman transgenik muncul karena dianggap berpotensi mengganggu keseimbangan ekosistem. Salah satunya adalah terbentuknya hama atau gulma super (yang lebih kuat atau resisten) di lingkungan. Kekhawatiran ini terlihat jelas pada perdebatan mengenai jagung Bt yang memiliki racun Bt untuk membunuh hamalepidoptera berupa ngengat dan kupu-kupu tertentu. Ada kemungkinan hama yang ingin dibunuh dapat beradaptasi dengan tanaman tersebut dan menjadi hama yang lebih tahan atau resisten terhadap racun Bt. Selain itu, kupu-kupu Monarch, yang bukan merupakan hamajagung, ikut terkena dampak berupa peningkatan kematian akibat memakan daun tumbuhan perdu (Asclepias) yang terkena serbuk sari dari jagung Bt. Penelitian mengenai kupu-kupu Monarch tersebut dapat disanggah oleh studi lainnya yang menyatakan bahwa kupu-kupu tersebut mati karena habitatnya dirusak dan hal ini tidak berhubungan sama sekali dengan jagung Bt. Di sisi lain, penggunaan tanaman transgenik seperti jagung Bt telah menurunkan penggunaan pestisida secara signifikan sehingga mengurangi pencemaran kimia ke lingkungan. Selain itu, petani juga merasakan dampak ekonomis dengan penghematan biaya pembelian pestisida.
Kontroversi lain yang berkaitan dengan isu ekologi adalah timbulnya perpindahan gen secara tidak terkendali dari tanaman transgenik ke tanaman lain di alam melalui penyerbukan (polinasi). Serbuk sari dari tanaman transgenik dapat terbawa angin dan hewan hingga menyerbuki tanaman lain. Akibatnya, dapat terbentuk tumbuhan baru dengan sifat yang tidak diharapkan dan berpotensi merugikan lingkungan. Sebagai tindakan pencegahan, beberapa tanaman yang disisipi gen untuk mempercepat pertumbuhan dan reproduksitanaman, seperti: alfalfa (Medicago sativa), kanola, bunga matahari, dan padi, disarankan untuk dibudidayakan pada daerah tertutup (terisolasi) atau dibatasi dengan daerah penghalang. Hal itu dilakukan untuk menekan perpindahan serbuk sari ke tanaman lain, terlebih gulma. Apabila gulma memiliki gen tersebut maka pertumbuhannya akan semakin tidak terkendali dan dengan cepat dapat merusak berbagai daerah pertanian di sekitarnya. Hingga sekarang belum terdapat petunjuk bahwa transfer horizontal ini telah menyebabkan munculnya "gulma super", meskipun telah diketahui terjadi transfer horizontal.

3.    Pengaruh etika dan agama

Dari segi etika, pihak yang kontra dengan tanaman transgenik menganggap bahwa rekayasa atau manipulasi genetik tanaman merupakan tindakan yang tidak menghormati penciptaan Tuhan. Perubahan sifat tanaman dengan penambahan gen asing juga dianggap sebagai tindakan "bermain sebagai Tuhan" karena mengubah makhluk yang telah diciptakan-Nya. Pemikiran teologis Katolik memandang bahwa manipulasi atau rekayasa genetik merupakan suatu kemungkinan yang disediakan oleh Tuhan karena tanaman diberikan kepada manusia untuk dipelihara dan dimanfaatkan. Dalam sudut pandang agama tersebut, modifikasi genetika tanaman tidak berlawanan dengan ajaran Gereja Katolik, namun kelestarian alam juga harus diperhatikan karena merupakan tanggung jawab manusia. Dalam menanggapi isu tentang tanaman transgenik, Dewan Yuriprudensi Islam dan Badan Sertifikasi Makanan Islam di Amerika (IFANCA) menyatakan bahwa makanan dari tanaman transgenik yang ada telah dikembangkan bersifat halal dan dapat dikonsumsi oleh umat Islam.[45] Untuk tanaman yang disisipi gen dari binatang haram, produk tanaman transgenik tersebut akan disebut Masbuh, yang berarti masih diragukan (belum diketahui) status halal atau haramnya. Sertifikasi makanan yang telah dikeluarkan oleh IFANCA juga diakui dan diterima oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI), Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS), Liga Muslim Dunia, Arab Saudi, dan pemerintah Malaysia.

Pihak yang mendukung tanaman transgenik menganggap bahwa transfer gen dari suatu makhluk hidup ke makhluk lainnya merupakan hal yang alamiah dan biasa terjadi di alam sejak pertama kali berlangsungnya kehidupan. Mereka juga berargumen bahwa persilangan berbagai jenis padi yang dilakukan untuk mendapatkan padi dengan sifat unggul telah dilakukan para petani sejak dahulu. Perkawinan berbagai varietas padi tanpa disadari telah mencampur gen-gen yang ada di tanaman tersebut. Para ilmuwan hanya mempercepat proses transfer gen tersebut secara sengaja dan sistematis.

4.    Pengaruh terhadap ekonomi global

Riset dan pengembangan tanaman transgenik membutuhkan biaya yang besar dan umumnya dilakukan oleh perusahaan-perusahaan swasta maupun pemerintah di negara maju. Untuk mengembalikan biaya investasi perusahaan dan melindungi produk hasil investasinya, tanaman transgenik yang telah diproduksi akan dipatenkan. Di dalam salah satu laporan kerja Komisi Eropa, disebutkan bahwa pemberlakuan paten pada produk transgenik dapat mengakibatkan petani kehilangan kemampuan memproduksi benih secara mandiri dan harus membeli pada produsen dari negara maju.
Ketergantungan para petani terhadap produsen juga semakin meningkat dengan ditemukannya teknologi "gen bunuh diri". Sebagian tanaman transgenik disisipi "gen bunuh diri" yang menyebabkan tanaman hanya bisa ditanam satu kali dan biji keturunan selanjutnya bersifat mandul (tidak dapat berkembang biak). Hal ini akan menyebabkan terjadinya arus modal dari negara berkembang ke negara maju untuk pembelian bibit transgenik setiap kali akan melakukan penanaman.
Para petani di negara-negara dunia ketiga khawatir bila harga benih akan menjadi mahal karena pemberlakuan paten dan mekanisme "gen bunuh diri" yang dilakukan oleh produsen benih. Jika petani tersebut tidak mampu membeli benih transgenik maka kesenjangan ekonomi antara negara penghasil tanaman transgenik dan negara berkembang sebagai konsumen akan semakin melebar. Salah satu usaha mencegah terjadinya kesenjangan tersebut pernah dilakukan oleh Yayasan Rockefeller. Yayasan yang berpusat di Amerika Serikat tersebut telah menjual benih transgenik dengan harga yang lebih murah kepada negara-negara miskin.
Di beberapa negara bagianBrasil, pelarangan tanaman transgenik telah mengakibatkan terjadinya penyelundupan benih transgenik oleh para petani di negara tersebut. Mereka takut akan menderita kerugian ekonomi apabila tidak mampu bersaing di pasar global dengan negara pengekspor serealia lainnya.

















BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Berdasarkan  pembahasan makalah mengenai tentang bakteri transgenik (bakteri ice minus), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.    Bakteri es minus (Ice_minus Bacteri) adalah nama umum yang diberikan kepada suatu varian umum dari bakteri Pseudomonas syringae (P. syringae). Pseudomonas syringae adalah bakteri gram negatif, aerobik, berbentuk batang, dan memiliki flagela polar.Secara biokimia, bakteri ini dapat diuji dengan menggunakan uji oksidase dan argininhidrosilase yang akan menunjukkan hasil negatif.
2.    Cara untuk mengisolasi dan menghasilkan jenis es minus dari Pseudomonas syringae: 1) Memotong DNA Pseudomonas syringae dengan enzim restriksi. 2) Masukkan potongan DNA individu ke dalam plasmid. Penyisipan akan dilakukan secara acak, sehingga memungkinkan untuk berbagai variasi DNA rekombinasi yang dihasilkan. 3) Mengubah bakteri Escherichia coli (E. coli) dengan plasmid rekombinan. Plasmid akan diambil oleh bakteri, menyumbangkan bagian dari DNA organisme. 4) Identifikasi es-gen dari E.coli baru dikembangkan berbagai coli recombinants. Rekombinan E.coli dengan gen-es akan memiliki es-nukleasi. Fenotipe ini akan menjadi “es-plus.” 5) Dengan es nukleasi rekombinan diidentifikasi, mengamplifikasi gen es dengan teknik seperti reaksi berantai polimerase (PCR). 6) Membuat klon mutan dari gen es melalui pengenalan agen mutagenik seperti radiasi UV untuk menonaktifkan gen es, menciptakan “es-minus” gen. 7) Mengulangi langkah sebelumnya (memasukkan gen ke plasmid, transformasi E.coli mengidentifikasi rekombinan), dengan mutan klon diciptakan untuk mengidentifikasi bakteri dengan gen es minus. Mereka akan memiliki fenotipe es-minus yang diinginkan. 8) Memasukkan gen es minus ke normal, es-plus bakteri Pseudomonas syringae. 9) Memungkinkan rekombinasi untuk mengambil tempat, memberikan baik-minus dan pluses-strain Pseudomonas syringae.
3.    Manfaat dari bakteri es minus adalah dapat dimanfaatkan sebagai salju buatan, namun juga dapat digunakan sebagai pengawet makanan dalam industi pangan dan juga bahan pendukung untuk tempat seluncur es (ice skating).
4.    Kekurangan dari bakteri es minus adalah kontroversi terutama seputar kekhawatiran akan memperkenalkan organisme baru yang dapat secara permanen mengganggu ekosistem. Dampak lain yang tidak langsung dari aktivitas nukleasi es oleh Pseudomonas syringae adalah matinya bakteri-bakteri lain, termasuk bakteri yang bersimbiosis mutualisme dengan tanaman dan berhabitat di permukaan daun karena kondisi ekstrem yang terjadi ketika partikel es mencair.
5.    Kontroversi yang terjadi akibat pembuatan tanaman transgenik adalah pengaruh pada kesehatan manusia, pengaruh pada lingkungan (ekologis), pengaruh etika dan agama, dan pengaruh terhadap ekonomi global.













DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2013. Pseudomonas syringae. http://id. wikipedia. Org / wiki / Pseudomonas _ syringae. Diakses pada tanggal 30 September 2013, pukul 13.10 WIB.
Anugraini, dkk. 2010. Bioteknologi Modern Bakteri Transgenik (Bakteri Es Minus (Ice-minus Bacteri)). http://www.scribd.com/doc/113931349/Laporan-Bioteknologi. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2013, pukul 11.57 WIB.
Bashan, Yoav dan Luz E, de-Bashan. 2002. Journal Reduction of bacterial speck (Pseudomonas syringae pv. tomato) of tomato by combined treatments of plant growth-promoting bacterium, Azospirillum brasilense, streptomycin sulfate, and chemo-thermal seed treatmen. Diunduh pada tanggal 22 oktober 2013, pukul 19.02 WIB.
Hardy, Jay dan David Sands. 2012.  Journal The Rain-Making Bacteria. Diunduh pada tanggal 22 oktober 2013, pukul 22.57 WIB.
Visnapuu, Triinu. 2012. Journal Levansucrases encoded in the genome ofPseudomonas syringae pv. tomato DC3000:heterologous expression, biochemicalcharacterization, mutational analysis andspectrum of polymerization products. Diunduh pada tanggal 22 oktober 2013, pukul 19.07 WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar