MODUL MIKROBIOLOGI
“PERANAN
MIKROORGANISME DI BIDANG PANGAN DAN PERTANIAN”
Diajukan
untuk memenuhi tugas terstruktur
Mata
kuliah: Mikrobiologi
Dosen
pengampu : Evi Roviati, S.Si, M.Pd
\
Disusun oleh :
Helmi Apriliyatmi
H
Muhammad Olish Nurcholis
Nurlelawati
Kelas/Semester: Biologi B/5
KEMENTRIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI
CIREBON
2013
A.Peranan Mikroorganisme yang menguntungkan dalam bidang pangan
Proses fermentasi dari suatu organisme dapat mengubah suatu makanan dan
minuman. Proses fermentasi merupakan perubahan enzimatik secara anaerob dari
suatu senyawa organik dan menjadi produk organik yang lebih sederhana. Hal
tersebut disebabkan mikroorganisme dapat tumbuh menjadi dua kali lipat dan juga
massa mikroba minimal mengandung 40% protein dan memiliki kandungan vitamin dan
mineral yang tinggi. Beberapa jenis mikroorganisme dalam produk makanan dan
minuman adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan Tape
Tape merupakan makanan hasil fermentasi yang
mengandung alkohol. Makanan ini dibuat dari beras ketan ataupun singkong dengan
jamur Endomycopsis fibuligera, Rhizopus oryzae, ataupun Saccharomyces cereviceae sebagai ragi.
Ragi tersebut tersusun oleh tepung beras, air tebu, bawang merah dan putih,
kayu manis.
2. Pembuatan Tempe
Tempe terbuat dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan mengubah
protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi protein sederhana
yang mudah dicerna karena adanya perubahan-perubahan kimia pada protein, lemak,
dan karbohidrat.
1.3. Gambar Proses Pembuatan Tempe
3. Pembuatan Oncom
Oncom terbuat dari ampas tahu, yaitu ampas kedelai
dengan bantuan jamur Neurospora sitophila.
Jamur ini dapat menghasilkan zat warna merah atau
oranye yang merupakan pewarna alami. Neurospora
dapat mengeluarkan enzim amilase, lipase, protease yang aktif selama proses
fermentasi. Fermentasi ini juga menyebabkan terbentuknya sedikit alkohol dan
berbagai ester yang beraroma sedap.
4. Pembuatan Kecap
Kecap terbuat dari kacang kedelai berwarna hitam. Untuk
mempercepat fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau energi yang
berbentuk tepung beras atau nasi, sedangkan warna larutan kecap yang terjadi,
tergantung pada waktu.
Perendaman kedelai dilakukan dalam larutan garam, maka
pembuatan kecap dinamakan fermentasi garam. Fermentasi pada proses pembuatan
kecap dengan menggunakan jamur Aspergillus
wentii dan Rhizopus sp.
1.5.Gambar Proses Pembuatan Kecap
5. Pembuatan Asinan Sayuran
Asinan sayuran merupakan sayuran yang diawetkan dengan
jalan fermentasi asam. Bakteri yang digunakan adalah Lactobacillus sp., Streptococcus
sp., dan Pediococcus. Mikroorganisme
tersebut mengubah zat gula yang terdapat dalam sayuran menjadi asam laktat. Asam
laktat yang terbentuk dapat membatasi pertumbuhan mikroorganisme lain dan
memberikan rasa khas pada sayuran yang difermentasi atau sering dikenal dengan
nama ‘acar’.
6. Pembuatan Roti
Proses fermentasi pada pembuatan roti ini dengan
bantuan dari yeast atau khamir yaitu sejenis jamur. Yeast yang ditambahkan pada
adonan tepung akan menjadikan proses fermentasi, yaitu akan menghasilkan gas
karbon dioksida dan alkohol. Gas karbon dioksida tersebut dapat berguna untuk
mengembangkan roti, sedangkan alkohol dibiarkan menguap. Selanjutnya, akan
terlihat jika adonan tersebut dioven akan tampak lebih mengembang dan ukurannya
membesar, hal ini dikarenakan gas akan mengembang jika temperatur tinggi.
7. Pembuatan Keju
Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan
memasukkan bakteri, yaitu Lactobacillus
bulgarius dan Streptococcus
thermophillus. Untuk mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam
laktat) susu dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk
membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses pembuatannya.
Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang mengandung renin untuk
menggumpalkan susu sehingga terbentuk lapisan, yaitu berupa cairan susu yang
harus dibuang, sedangkan bagian yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut
akan menambah aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak menjadi asam
amino.
Umumnya keju dapat dikelompokkan menurut kepadatannya
yang dihasilkan dalam proses pemasakan. Keju menjadi keras apabila
kelembabannya kecil dan pemampatannya besar. Jika masa inkubasinya semakin
lama, maka keasamannya makin tinggi sehingga cita rasanya makin tajam.
Misalnya, keju romano, parmesan sebagai keju sangat keras, keju cheddar, swiss
sebagai keju keras yang berperan Propioniobacterium
sp., keju roqueorforti yang berperan Pennicilium
reguerforti sebagai keju setengah lunak, keju camemberti sebagai keju lunak
yang berperan Pennicilium
camemberti.
1.8. Proses Pembuatan Keju
8. Pembuatan Yoghurt
Dalam proses pembuatannya, air susu dipanaskan
terlebih dahulu agar tidak terkontaminasi bakteri yang lain. Setelah dingin, ke
dalam air susu dimasukkan bakteri Lactobacillus
bulgaricus dan Streptococcus
termophillus. Susu dibiarkan selama 4-6 jam pada suhu 38 oC – 44
oC atau selama 12 jam pada suhu 32 oC. Pada masa inkubasi
akan dihasilkan asam laktat, asam inilah yang membuat yoghurt berasa asam, dapat juga ditambahkan dengan buah, kacang, atau rasa
lain yang diinginkan.
1.9. Poses Pembuatan Yogurt Lactobacillus bulgaricus
9. Protein Sel Tunggal (PST)
Protein sel tunggal merupakan protein yang dihasilkan
oleh mikroorganisme misalnya ganggang, bakteri dan berada di dalam sel
mikroorganisme tersebut. Mikroorganisme tersebut memiliki protein yang beratnya
mencapai 80 % dari berat total sel. Jika mikroorganisme tersebut memiliki
kemampuan reproduksi yang sangat cepat, maka akan dihasilkan protein dalam
jumlah yang banyak dalam waktu yang singkat.
B. Kelemahan
penggunaan mikroba dalam industri makanan.
Salah satu kelemahan dari penggunaan mikroba dalam
industri makanan adalah dapat menyebabkan keracunan. Sebelum membahas mengenai
senyawa racun dari mikroba, perlu terlebih dahulu dipahami dua istilah yang
mirip pengertiannya, yaitu infeksi dan keracunan. Infeksi adalah suatu istilah
yang digunakan bila seseorang setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang
mengandung bakteri patogen mendapat gejala-gejala penyakit. Keracunan yang juga
disebut intoksikasi disebabkan menkonsumsi makanan yang telah mengandung
senyawa beracun yang diproduksi oleh mikroba, baik bakteri maupun kapang.
Beberapa senyawa racun yang dapat menyebabkan
intoksikasi adalah:
1.
Bakteri.
a.
clostridium botulinum.
Senyawa
beracun yang diproduksi clostridium botulinum disebut botulinin dan
keracunan yang ditimbulkan akibat mengkonsumsi makanan yang mengandung botulinin disebut botulisme. Botulinin
merupakan neurotoksin yang sangat berbahaya bagi manusia dan sering akut
dan menyebabkan kematian.
b.
Pseudomonas cocovenenans
Senyawa
beracun yang dapat diproduksi oleh Pseudomonas cocovenenans adalah
toksoflavin dan asam bongkrek. Pada umumnya tempe bongkrek yang jadi atau
berhasil dengan baik (kompak dan putih warnahnya) hanya ditumbuhi kapang
tempe Rhizopus oligosporus, tetapi tempe yang gagal dan rapuh
disamping R. oligosporus biasanya juga tumbuh sejenis bakteri
yang disebut Pseudomonas cocovenenans, bakteri yang sebenarnya
tidak dikehendaki ada dalam tempe bongkrek. Bakteri ini yang menyebabkan
terbentuknya toksin dalam tempe bongkrek.
2.
Kapang.
Mikotoksin
merupakan senyawa beracun yang diproduksi oleh kapang (mold) atau jamur. Perlu
dijelaskan bahwa tidak semua kapang memproduksi toksin, bahkan beberapa
diantaranya berguna bagi proses pengolahan makanan seperti tempe, tauco, kecap
dan keju. Toksin yang terbentuk terdifusi ke dalam makanan sehingga kebiasaan
menghilangkan atau mengerok kapang dari permukaan makanan tidak dapat
menghilangkan bahaya racun yang sudah terlanjur tersebar. Karena itu cara
tersebut sebaiknya dihindarkan. Mikotoksin yang terkenal adalah aflatoksin.
Aflatoksin adalah senyawa beracun yang diproduksi oleh Aspergillus
flavus, atau oleh jenis Aspergillus lainnya misalnya Aspergillus
parasiticus.
C. Peranan Mikroorganisme yang
Menguntungkan Dalam Bidang Pertanian.
Dalam hal
penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer),
aktivitas mikroba diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang
penting bagi tanaman antara lain, Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K).
Namun, N udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya
terlebih dahulu agar bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat
N ada yang hidup bebas dan ada pula yang bersimbiosis. Mikroba penambat N
simbiotik antara lain: Rhizobium sp yang hidup di dalam bintil akar
tanaman kacang-kacangan ( Leguminose). Mikroba penambat N non-simbiotik
misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N
simbiotik hanya bisa digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba
penambat N non-simbiotik dapat digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba
tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah mkroba pelarut
unsur fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi (jenuh) pada
tanah pertanian kita, sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman karena
terikat pada mineral liat tanah. Di sinilah peran mikroba pelarut P yang
melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak
sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp, Penicillium
sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang
berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam
melarutkan K.
Mikroba
sebagai agen biokontrol. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara
lain: Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana, Paecilomyces
fumosoroseus, dan Metharizium anisopliae. Mikroba ini mampu
menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba yang dapat mengendalikan
penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu mengendalikan
penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar
putih), dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia di pasaran
antara lain: Greemi-G, Bio-Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.
Gambar 3. Jamur yang unggul dalam
melarutkan fosfat
Sumber : zam87.wordpress.com
|
Gambar 1. Endomikoriza yang
berperan melarutkan P
Sumber : zam87.wordpress.com
|
Gambar 2. Bakteri yang unggul
dalam melarutkan fosfat
Sumber : zam87.wordpress.com
|
D. Peran Mikroorganisme yang merugikan
dalam bidang pertanian
1.
Bakteriologi
Pertanian
Gambar Xanthomonas citri yang
ada pada jeruk
Sumber : mikrobewiki kenyon.edu
|
Gambar Xanthomonas citri
Sumber : apsnet.org
|
2. Mikologi Pertanian
Banyak
jamur yang menghambat pertumbuhan dan produksi suatu tanaman, diantaranya dalah
fusarium yang sering menimbulkan penyakit pada tomat, ubi kentang, padi, buah
pisang dan tebu puccina graminis (jamur api ) yang menyebabkan poenyakit
pada tebu dan jagung, Ustilago scitaminae (jamur karat) yang dapat
menyebabkan penyakit pada tanaman tingkat tinggi.
Gambar: Puccina graminis
Sumber : apsnet.org
|
Gambar: Puccina graminis
pada tebu
Sumber : grdc.com..edu
|
3.
Virologi
Pertanian
Banyak tanaman budaya yang tidak
dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik akibat serangan virus. Berikut ini
adalah virus penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Virus mozoik (Tobacco
Mozaic Virus) yang menyebabkan penyakit pada daun tanaman tembakau dan
virus tungro yang menyerang tanaman.
LEMBAR KERJA MAHASISWA
1. Apa yang dimaksud dengan proses
fermentasi?
2. Kenapa dalam pembuatan roti
mengguanakan mikrobiologi menyebabkan roti mengembang?
3. Apa yang dimaksud dengan Aflatoksin?
4. Apa fungsi mikroorganisme dalam
bidang pertanian?
5. Kenapa pada pembuatan kecap untuk mempercepat fermentasi biasanya dicampurkan sumber karbohidrat atau
energi yang berbentuk tepung beras atau nasi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar